Subscribe:

Ads 468x60px

Minggu, 14 Februari 2010

Akibat Cuaca Buruk


Tangkis Laut Segera Dibangun Kembali

radarpemkabsumenep-Ambruknya tangkis laut di pelabuhan pasongsongan kecamatan pasongsongan sumenep,disikapi dengan serius oleh dinas perikanan dan kelautan kabupaten sumenep. Pembangunan tangkis yang ambruk itu akan dibangun lagi, sekitar pertengahan februari ini.Ambruknya tangkis laut di pelabuhan kecamatan pasongsongan, rupanya akan segera mendapat penanganan. Rencananya sekitar pertengahan februari ini,pembangunan tangkis laut tersebut akan kembali dilakukan.Rencana pembangunan tangkis laut di pasongsongan itu, dananya akan diambil dari APBD jawa timur tahun 2009.

Pemerintah propinsi jawa timur serta pemkab sumenep,akan berupaya untuk membangun lagi sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat,Tetapi menurut salimin kepala dinas kelautan dan perikanan kabupaten sumenep, tangkis laut yang ambruk dipasongsongan itu masuk proyek jawa timur,jadi untuk pembangunan kambali tergantung pemerintah jawa timur.Dia berharap,masyarakat setempat,tetap sabar.Pemerintah jawa timur secepatnya akan membangunnya lagi,sehingga masyarakat dapat beraktifitas dengan lancar.

1 komentar:

FERRY ARBANIA mengatakan...

BERITA TERKAIT...........

Diterjang Ombak, Tangkis Laut Ambrol
Proyek PPI Rp 17 Miliar di Pasongsongan
[ Selasa, 12 Januari 2010 ]
PASONGSONGAN-Proyek pembangunan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Desa Pasongsongan, Kec Pasongsongan, Sumenep, dikeluhkan warga setempat. Pasalnya, pembangunan break water (tangkis laut) yang menghabiskan dana miliaran rupiah itu ambrol akibat ombak.

Ambrolnya tangkis gelombang itu mengganggu aktivitas nelayan yang akan menambatkan perahunya di Sungai Angsono. Sebab, sungai di perbatasan antara Desa Pasongsongan dan Desa Panaongan itu semakin sempit.

Seperti pantauan koran ini, para pekerja proyek yang sumber dananya dari APBD Sumenep dan Pemprov Jawa Timur itu tampak menyelesaikan tahapan pembangunan di ujung pangkalan. Hanya, runtuhnya sebagian bangunan tangkis gelombang masih belum tersentuh.

Peristiwa amblasnya tangkis gelombang bermula saat turun hujan Sabtu (9/1). Tidak lama kemudian, air di sungai yang menjadi tempat perahu nangkring itu digenangi banjir. Akibatnya, tangkis yang sudah masuk tahap finishing itu ambrol.

Ach. Zainal, 51, warga Desa Panaongan, mengatakan, dengan ambrolnya tangkis laut membuat para nelayan kesulitan menambatkan perahunya di Sungai Angsono. "Sekarang di Sungai Angsono (pintu keluar masuk sungai, Red) sempit," katanya kepada koran ini kemarin (11/1).

Hal yang sama disampaikan Sahidun, 63. Menurut dia, sempitnya Sungai Angsono merugikan para nelayan. Alasannya, puluhan perahu yang ditambatkan harus antre lama, terutama saat nelayan akan melaut.

"Waktu keberangkatan nelayan yang akan melaut kan hampir bersamaan. Jadi, perahu yang akan keluar sungai harus antre lama. Makanya, kami sangat dirugikan dengan belum ditanganinya pangkalan yang runtuh," ujarnya.

Apakah pembangunan PPI tidak diharapkan warga? Jumak Riadi, 51, juragan perahu asal Desa Pasongsongan, menyatakan sebaliknya. "Nelayan di sini (Desa Pasongsongan dan Panaongan, Red) menyambut baik pembangunan tangkis laut," katanya.

Hanya, sambung dia, pembangunan PPI terkesan sebagai inisiatif pemerintah. Alasannya, baik nelayan setempat maupun para juragan perahu di Desa Pasongsongan tidak dilibatkan.

"Di situ (kompleks pembangunan PPI sebelah timur, Red) juga disediakan parkir perahu nelayan. Tapi, selain sempit juga dipengaruhi keadaan angin. Kalau angin barat, perahu yang akan masuk ke dalam tempat parkir bahaya," cetusnya.

Camat Pasongsongan Fatah Zamani mengatakan, pihaknya sudah mengakomodasi keluhan nelayan. Dalam waktu dekat, baik dari desa maupun kecamatan, akan melaporkan ke kabupaten. "Kami sepakat untuk mengajukan keluhan warga ke bupati," katanya.

Terkait dengan tidak terlibatnya juragan perahu dalam pembangunan pangkalan, Fatah membantah. Menurut dia, sejak awal pembangunan tangkis laut, baik nelayan maupun juragan, banyak dilibatkan. "Kami sudah sering melakukan pertemuan dengan warga," dalihnya.

Pembangunan PPI Pasongsongan sumber dananya dari DAK, APBD Sumenep, dan APBD Jatim 2009. Rinciannya, pekerjaan revetment PPI senilai Rp 1.157.617.000 dan pembangunan break water Rp 2.557.349.000. Sedangkan dari sumber APBD Jatim sebesar Rp 14.253.178.000 untuk lanjutan pembangunan PPI.

Sayangnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sumenep Salimin Saad Wachdin belum bisa dikonfirmasi. Terutama terkait dengan upaya DKP dalam memrioritaskan penanganan runtuhnya penangkis gelombang yang dianggap merugikan warga.http://www.jawapos.co.id/radar/index.php?act=detail&rid=137039

Posting Komentar

Powered By Blogger